" Ya halo ?." Jawab ku saat telfon berbunyi sedari tadi yang tak sempat aku angkat.
" Lagi sibuk ya ? ko lama angkatnya ?". Balas suara pria yang terdengar lembut namun sedikit badmood.
" Maaf hp nya di charge di kamar, aku lagi dibawah nonton tv sama Ibu kos, kamu udah di rumah ?"
" Udah dari 10 menit yang lalu, langsung telfon kamu deh, nonton apa sih ?"
" Nonton sinetron hee, bersih - bersih dulu kali, pasti langsung nempel kasur deh nelfonnya ."
" Heee iya ntar aja cape banget aku, pengen ngaso dulu sambil denger suara kamu ."
Dialog di atas adalah salah satu dialog yang membuat ku senyum - senyum sendiri akhir - akhir ini. oh iya perkenalkan nama ku Putri Septya Wibowo, teman - teman lain biasa memanggilku Tya, aku mahasiswa jurusan arsitek semester 5 di Universitas Negeri terkenal di Bandung, suara laki - laki dalam dialog di atas adalah Alex Titus kami satu Universitas namun tidak satu angkatan, Alex kaka tingkat satu tahun dariku. apakah kalian menyangka aku berpacaran dengan nya ? ya mungkin dialog diatas adalah bukti bahwa kami memang dekat, tetapi kami sama sekali tidak pacaran.
Mengapa kami bisa dekat ? begitu banyak jawaban kenapa kami bisa sedekat ini bahkan sering dituduh pasangan oleh beberapa teman, dan pernah menjadi masalah salah paham antara aku dan mantan ku dulu, bisa dibilang aku putus dengan mantan ku karena kedekatan kami berdua. kami sering satu kelas di beberapa matakuliah, kami sering satu kelompok dalam tugas matakuliah, kami menyukai genre film yang sama, kami menyukai genre lagu yang sama, kami senang dengan bau hujan, kami senang membaca buku - buku yang berbau sajak dan sejarah, kami senang dengan paha atas sabana, hampir semua yang aku sukai dia juga menyukainya, hampir semua apa yang aku pikirkan diapun memikirkan nya, bisa dibilang Alex adalah cerminan diriku versi laki - laki nya, namun ada satu perbedaan yang sangat mencolok antara kami berdua yaitu .... iya .. Keyakinan ...
Pertama kali kami dekat pada saat mengerjakan tugas kelompok, dikelas ini untuk membentuk kelompok masing - masing mahasiswa/i nya mengambil nomor yah random banget pokoknya, tidak sengaja aku dan Alex satu kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari 6 orang, dua diantara kelompok ku ini adalah sahabat ku di kampus yaitu Ali dan Nuna kami satu angkatan dan sisa nya adalah kaka kaka tingkat, ada ka Mila, ka Aden dan tentu nya Alex, awalnya aku dan Alex sama seperti yang lainnya hanya sebatas junior dan senior yang baru kenal, masih sama - sama canggung dan so asik untuk membahas sesuatu. dalam tugas kelompok ini kita diberi tugas membuat miniatur kota milenial se-kreatif mungkin dengan batas waktu kurang lebih tiga minggu yang otomatis mengharuskan kelompok harus bertemu setiap hari nya untuk membuat makalah persentasi dan miniatur kotanya atau maket disinilah kedekatan kami dimulai...
" Loh ko sendiri ty ? yang lain mana ?" Tanya Alex saat dia tiba di teras kosanku dan melihat aku sedang merapikan miniatur - miniatur kota yang akan kelompok kami buat
" Eh ka, udah ada Nuna ka lagi di toilet." Jawab ku sambil membuat lampu kecil ala - ala
" Oh, terus kemarin gimana sih planning nya ? katanya mau beli keperluan dulu kaya lem dan lainya." Balas Alex sambi duduk disebelahku dan menaruh tas di ujung sebelahnya lagi.
" Iya ka nunggu yang lain datang aja dulu kali ya ka, kalau lem biar pake punya aku aja, sisa nya boleh patungan beli." Jawab ku masih sibuk dengan membuat miniatur lampu jalan ala - ala
" Oke deh, terus kamu itu lagi bikin apa ? samurai ? ." Tanyanya kepo, ntah dia benar - benar tidak tahu atau hanya mengejek ku saja. aku nyengir mendengarnya
" Lampu jalan ka." Jawab ku, sontak dia pun tertawa yang membuat ku menoleh kaget dibuatnya."Kenapa ka ? Aneh ya ? emang sih, kaya belalai gajah ga sih ka ?." jawab ku sambil memperhatikan hasil karya ku, dia pun semakin keras tertawa sambil memegang perut nya
" Lagian buat lampu jalan jangan pake malam atuh, ntar bikin dari kayu aja." (malam itu seperti tanah liat, anak generasi 90-an pasti tau) "ini serius lampu jalan ?."Tanya nya sambil menaikan alis, menunggu jawaban ku, aku pun mengangguk, "terus udah bikin berapa ? belum ada yang jadi kan ?." Tanya nya lagi memastikan.
" Belum sih alhamdulilah hehe ." Jawab ku malu sambil menggaruk lengan kanan ku yang sebenarnya tidak terasa gatal, hanya saja, sudah menjadi kebiasaan ku jika aku salting apapun aku garuk.
" Eh udah ada ka Alex, kameranya bawa ka ?." Tidak lama kemudian Nuna pun datang dan duduk didepan kami di depan miniatur miniiatur yang siap di buat
" Bawa punya temen aku tapi euy, aku ga pulang kemarin nginep di si Ilyas." Jawab Alex sembari mengotak ngatik lampu jalan hasil karya ku. Ilyas adalah teman seangkatan dengan ku namun satu tongkrongan dengan Alex.
" Oh Ilyas, terus ntar yang beli perlengkapan semua nya ? ." tanya Nuna
" Kaya nya mending bagi tugas deh, jadi sebagian - sebagian aja, gimana ?." jawab ku
" Iya sih mending dibagi aja." Jawab Alex, tak lama Ali dan yang lain pun datang, setelah berbasa basi, akhirnya kita membagi tugas masing - masing.
" Eh biar adil kita undi aja yu, jadi tulis dikertas gt tiga disini kerjain tiga lagi belanja, gmn ?" usul Ka Mila agar tidak adil terbagi tugas, kami pun menyetujuinya, setelah itu masing-masing dari kami mengambil kertas tersebut.
Nuna , Ka Mila dan Ali mendapat tugas untuk belanja, sedangkan aku, Alex dan Ka Aden mendapat tugas mengerjakan perintilan dikosan. Kedekatan aku dan Alex pun dimulai, kami saling melempar guyonan yang membuat kami tertawa terbahak - bahak, Ka Aden pun sempat nyeletuk jika kami kompak.
" Udah ah ka, aku cape jangan ngajak ketawa terus, sumpah ya duuh.." kata ku sambil memegang perut yang mulai terasa sakit.
" Asli ty, pegel rahang aku. " jawab Alex sambil memegang kedua pipinya.
" Stop!! sekarang bikin dulu nih si jalanan nya, ty, bisa ukurin ga ? biar gua yang potong ntar." Kata Ka Aden.
" Aing aja den, ty mennding kamu ambilin minum dulu lah haus haha boleh ?." Jawab Alex, aku pun mengangguk.
Tidak terasa sudah seminggu kami mengerjakan proyek ini, bukan hanya aku dan Alex yang semakin dekat, kami satu kelompok pun semakin dekat, tidak jarang selama seminggu ini kami menyempatkan untuk makan siang bersama bukan untuk proyek, melainkan menghabiskan waktu untuk bercerita ngalor ngidul, sampai proyek kami selesai kedekatan kami tidak sampai situ, saat uts dan uas selesai kami berencana untuk berlibur bersama, namun yah rencana hanya rencana satu tidak bisa yang lain ikut tidak bisa jadi kami hanya berlibur di Bandung saja, hangout bareng ke kafe, menghabiskan waktu seharian bermain game atau semacam nya anak muda layaknya nongkrong di kafe. pada saat itu aku selalu diajak pulang bareng oleh Alex, namun aku selalu tidak tega membiarkan Nuna pulang sendiri. jelas karena kosan kita berdekatan, jika pulang masing - masing amat sangat tidak nyaman.
Semester barupun dimulai, semester ini matakuliah pun semakin sedikit yang diambil, karena sudah masuk semster 7, Aku, Nuna dan Ali pun tidak ada matakuliah yang sekelas, aku dan Ali mengambil satu matakuliah namun berbeda, sisanya skripsi, Nuna mengambil dua matakuliah sisanya Skripsi.
Pada saat pulang kuliah, mata pelajaran akhir Nuna dan Ali entah mengapa bisa kompak untuk meninggal kan aku sendiri, biasanya walaupun tidak ada kelas bersama, kami satu sama lain saling menunggu, entah akhir nya akan pulang sendiri - sendiri atau hangout bersama tapi kami selalu menunggu satu sma lain, tapi kali ini, mereka tidak ada, mereka kompak untuk tidak menunggu ku. Saat aku berjalan keluar gedung, aku melihat Alex yang sedang ngobrol dengan teman angkatannya, aku tidak berniat untuk menyapa dan lewat begitu saja walaupun ada diantara temannya aku kenal, namun saat aku berjalan Alex memanggil ku.
Semester barupun dimulai, semester ini matakuliah pun semakin sedikit yang diambil, karena sudah masuk semster 7, Aku, Nuna dan Ali pun tidak ada matakuliah yang sekelas, aku dan Ali mengambil satu matakuliah namun berbeda, sisanya skripsi, Nuna mengambil dua matakuliah sisanya Skripsi.
Pada saat pulang kuliah, mata pelajaran akhir Nuna dan Ali entah mengapa bisa kompak untuk meninggal kan aku sendiri, biasanya walaupun tidak ada kelas bersama, kami satu sama lain saling menunggu, entah akhir nya akan pulang sendiri - sendiri atau hangout bersama tapi kami selalu menunggu satu sma lain, tapi kali ini, mereka tidak ada, mereka kompak untuk tidak menunggu ku. Saat aku berjalan keluar gedung, aku melihat Alex yang sedang ngobrol dengan teman angkatannya, aku tidak berniat untuk menyapa dan lewat begitu saja walaupun ada diantara temannya aku kenal, namun saat aku berjalan Alex memanggil ku.
"TYA !!." Panggil nya keras, aku yang sedang berjalan kemudian berhenti dan menoleh, beberapa temannya ikut melihat ke arahku, Alex pun menghampiri,
"Mau kemana ?." tanya nya saat sudah ada didepanku.
"Mau nyari Nuna ka, liat ga ?." tanya ku
"Liat tadi pergi naik motor sama si Ali." jawabnya
"Waah ? parah aku ditinggal." kata ku
"Mau kemana emang ? hayu aku anterin." tawar nya
"Ngga kemana mana sih ka haha, ga usah ka, paling aku pulang aja deh ." jawab ku
"Masih siang atu masa pulang, anterin aku atu mau yu ?" ajak nya
"Kemana ka ?" tanya ku heran dan kaget, yah walupun ini bukan ajakan pertama kalinya padaku, namun aku tidak pernah bisa karena aku selalu bersama Nuna pada saat itu.
"Makan, tapi ga mau di kampus." Jawabnya lagi. aku pun mengiyakan
"Bentar yah, ambil tas dulu." dia pun berjalan ke arah teman - temannya yang tadi dan berpamitan,
"Tya, hati - hati ya si Alex mah modus !" Teriak salah satu temannya pada ku, aku hanya nyengir mendengarnya, Alex pun tersenyum malu dan mengibaskan tangannya sambil berlalu dari teman - temannya.
Perjalana dari kampus ke tempat makan cukup jauh, aku di bonceng dengan sepeda motor yang menjadi andalan nya sejak SMA, sudah terbayang kan jika motor nya sudah tua ?
"Ga papa kan ty aku bonceng pake motor tua gini ?" tanyanya saat dijalan
"Ko nanyanya pas aku udah naik sih ka?" jawabku
"Hah ?."
"Iya kenapa nanya nya pas udah jalan ? kan nanggung aku bilang gamau juga hahaha." jawab ku lagi berniat untuk bercanda
"Oh iya emang sengaja sih aku nanya nya sekarang biar tanggung malu kan." jawabnya lagi dengan candaan juga.
Diperjalan tidak henti henti nya dia sharing tentang hidupnya dan kesukaannya, dari situ kami mulai nyambung dan menyadari bahwa kami banyak kesamaan, kesukaan dan bahkan untuk gosip sekalipun. tidak terasa kami sudah banyak bicara sejak bubar kelas siang tadi, dan sekarang waktu sudah menunjukan jam sembilan malam, Alex pun mengantar ku pulang ke kosan.
"Makasih ya udah anterin makan terus kesana kesini, jangan kapok yah." Katanya saat aku turun dari motor nya
"Iya makasih juga ka udah ngenalin kota Bandung, mmm kapok ngga yah." jawab ku masih dengan candaan.
"Sama-sama , ih nyebelin." Jawabnya hendak memukul kepala ku namun aku menghindar.
"Yaudah ka, keburu malem pulang nya sok, hati - hati."
"Iya, jangan lupa mandi ty, aku pulang ya, daah.!" Katanya berpamitan. akupun membalas dadah nya dan masuk kamar.
Hal ini sudah sering terjadi akhir - akhir ini, kemana mana Alex selalu mengajak ku pergi entah itu hanya keliling kota Bandung, makan pagi siang sore malam, atau ke tempat dia latihan untuk band nya, otomatis akupun mejadi lebih kenal teman - temannya begitu juga dengan Alex yang sudah akrab dengan teman - teman ku. dengan seiring berjalan nya waktu, Alex menyuruh ku untuk tidak memanggilnya KAKA, walau sempat merasa tidak nyaman, karena sudah menjadi kebiasaan namun lama kelamaan aku pun memanggilnya dengan sebutan nama yaitu ALE tanpa X, ada guyonan minuman dingin pada saat itu jadi aku memanggilnya Ale. Nuna sering bertanya pada ku ada hubungan apa antara aku dan Alex, aku jawab hanya teman dekat namun Nuna sama sekali tidak percaya, dia sering menuduhku bahwa aku sudah berpacaran dengan Alex. begitupun dengan kaka tingkat ku yang aku kenal dan jelas teman Alex juga selalu bertanya, namun mereka tidak percaya, karena sekarang dimana ada Alex selalu ada aku dan dimana ada aku selalu ada Alex. Walaupun Nuna selalu menyuruhku untuk meminta status pada Alex aku selalu menolak, entah kenapa aku masih menikmati masa-masa ini, akupun belum yakin dengan perasaan ku pada Alex, yang jelas aku selalu bahagia dekat dengan Alex.
Hingga pada suatu sore hari, saat hujan rintik mengundang.Alex mengajak ku ke tempat dimana, tempat itu terlihat seperti rumah tua dengan halaman depan yang cukup luas, aku kira rumah temannya, ternyata itu adalah kafe yang sepi namun nyaman tidak menakutkan, tidak begitu banyak orang dan dipenuhi dengan buku-buku, dari buku tua sampai buku baru. Alex memilih tempat duduk yang dekat dengan jendela dimana jendela itu memperlihatkan halaman belakang yang dipenuhi dengan rumput hijau dan dibatasi dengan tembok yang menjulang tinggi dengan hiasan dinding berbau vintage. dilihat sebelah kiri tembok terlihat barista yang sedang membuat kopi pesanan orang. Kami duduk berhadapan ditemani dengan teh yasmin hangat dan hujan rintik, entah kenapa suasana nya mendukung sekali, sangat nyaman. dan saat itulah Alex mengatakan perasaan nya pada ku.
"Ty, kamu ngerasa keganggu ngga sama aku ?." Tanya nya saat kami sempat terdiam sejenak menikmati suasana.
"Keganggu ? keganggu kenapa ?." Jawab ku heran
"Ya keganggu gitu, aku terus terusan nyari kamu, pingin deket kamu terus, mau makan aja minta kamu yang anter, ya sampai sejauh ini gitu aku ngerasa aku tergantung sama kamu, kamu ngerasa keganggu ngga .?" Jelasnya.
"Selama akunya juga menikmati, kenapa harus ngerasa keganggu." Jawab ku masih terlihat santai.
"Jadi ..?" Tanya nya gantung
"Jadi apa ?"
"Selama ini aku nyaman sama kamu ty, kamu enak diajak curhat, kamu enak diajak jalan, kamu enak diajak sharing, kamu enak di ajak debat, aku nyaman sama kamu ty, sejauh ini.." Jawabnya, yang jelas membuat aku merasa senang iya, merasa canggung iya.
"......." aku tidak bisa menjawab, aku hanya mengangguk dan menoleh ke arah jendela lagi melihat barista di sebrang kiri, kami terdiam kurang lebih lima menit.
"Kamu ... gimana ?." Tanya nya sambil memainkan cangkir teh didepannya dan menatap mataku terlihat seperti berharap.
"Aku ? yah sama lah kurang lebih, aku nyaman juga," Jawabku tidak sanggup untuk melihat matanya, akupun menunduk memandangi cangkir teh yang masih ber asap yang sedikit demi sedikit asapnya mulai hilang. kami banyak terdiam seperti sibuk dengan pikiran masing - masing untuk mencari kata - kata yang pas untuk pembicaraan ini.
"Terus kamu mau hubungan kita gimana ? sekarang udah jelas kalau aku suka sama kamu, aku nyaman sama kamu, kamu juga nyaman sama aku, tapi aku belum tau, kamu mau hubungan kita kaya gimana." Tanya nya, yang membuat aku bingung untuk menjawab.
"Aku ngga bisa nentuin, jelas aku nyaman sama kamu sejauh ini, kita juga banyak kesamaan, jujur yah, aku tuh liat diri aku sendiri di kamu tuh, sejauh ini ada permasalahan yang kamu minta solusi sama aku dan kamu nerimain solusi itu karen aku sama kaya kamu, ngerti ngga maksudnya ? dan sekarang dalam situasi ini pun kita sama - sama bingung, yakan ? ." Jawabku, Alex menunduk terlihat sedang berpikir, baru kali ini aku merasa aku tidak mengetahui apa yang dia pikirkan.
"Iya aku setuju sama kamu, aku juga ngerasa kita sama, sebener nya aku juga ngga mau bahas ini ty, biar hubungan kita jalan apa adanya kaya gini, tapi aku takut ty, asli baru kali ini aku ngerasa takut." Jawabnya.
"Takut kenapa ? udah seharusnya ko kita bahas hubungan kita, selama ini kita jalan dengan perasaan nyaman satu sama lain tapi ga saling tahu kan ? sampai akhir nya kamu mikir sendiri aku ke ganggu apa ngga sama kamu, ya kan ?." Jawab ku lagi menjelaskan
"Iya bener, aku takut ty, sebenernya aku ngga mau nuntut hubungan sama kamu, kaya yang tadi aku bilang, biar kita ngejalanin kaya gini selama kita nyaman satu sama lain,tapi aku takut kamu deket kaya gini ga cuma sama aku, selama ini aku mau nanya atau kepoin kamu tapi aku tahu itu bukan hak aku, tapi sejauh ini selama aku sama kamu terus aku ngerasa ya kamu ngga ada yang lain, sampai pada akhirnya ada temen seangkatan kamu yang pernah nganter kamu pulang tanpa aku tahu, aku beraniin diri untuk sekarang nanya hubungan kita mau kaya gimana." Jawabnya.
"Kamu takut aku pergi ?" tanya ku sambil memandang nya, dia memandagku sebentar dan mengangguk kecil dan dia pun menunduk. tak sadar aku meraih tangan nya dan menggenggam nya.
"Selama kita nyaman satu sama lain, aku ngga akan pergi kemana mana." Jawab ku. Alex memandangku lama dan tersenyum, dia membalas menjabat tangan ku dan mencium tangan ku. saat itu kami merasa tenang satu sama lain.
"Ty, kamu ngerasa keganggu ngga sama aku ?." Tanya nya saat kami sempat terdiam sejenak menikmati suasana.
"Keganggu ? keganggu kenapa ?." Jawab ku heran
"Ya keganggu gitu, aku terus terusan nyari kamu, pingin deket kamu terus, mau makan aja minta kamu yang anter, ya sampai sejauh ini gitu aku ngerasa aku tergantung sama kamu, kamu ngerasa keganggu ngga .?" Jelasnya.
"Selama akunya juga menikmati, kenapa harus ngerasa keganggu." Jawab ku masih terlihat santai.
"Jadi ..?" Tanya nya gantung
"Jadi apa ?"
"Selama ini aku nyaman sama kamu ty, kamu enak diajak curhat, kamu enak diajak jalan, kamu enak diajak sharing, kamu enak di ajak debat, aku nyaman sama kamu ty, sejauh ini.." Jawabnya, yang jelas membuat aku merasa senang iya, merasa canggung iya.
"......." aku tidak bisa menjawab, aku hanya mengangguk dan menoleh ke arah jendela lagi melihat barista di sebrang kiri, kami terdiam kurang lebih lima menit.
"Kamu ... gimana ?." Tanya nya sambil memainkan cangkir teh didepannya dan menatap mataku terlihat seperti berharap.
"Aku ? yah sama lah kurang lebih, aku nyaman juga," Jawabku tidak sanggup untuk melihat matanya, akupun menunduk memandangi cangkir teh yang masih ber asap yang sedikit demi sedikit asapnya mulai hilang. kami banyak terdiam seperti sibuk dengan pikiran masing - masing untuk mencari kata - kata yang pas untuk pembicaraan ini.
"Terus kamu mau hubungan kita gimana ? sekarang udah jelas kalau aku suka sama kamu, aku nyaman sama kamu, kamu juga nyaman sama aku, tapi aku belum tau, kamu mau hubungan kita kaya gimana." Tanya nya, yang membuat aku bingung untuk menjawab.
"Aku ngga bisa nentuin, jelas aku nyaman sama kamu sejauh ini, kita juga banyak kesamaan, jujur yah, aku tuh liat diri aku sendiri di kamu tuh, sejauh ini ada permasalahan yang kamu minta solusi sama aku dan kamu nerimain solusi itu karen aku sama kaya kamu, ngerti ngga maksudnya ? dan sekarang dalam situasi ini pun kita sama - sama bingung, yakan ? ." Jawabku, Alex menunduk terlihat sedang berpikir, baru kali ini aku merasa aku tidak mengetahui apa yang dia pikirkan.
"Iya aku setuju sama kamu, aku juga ngerasa kita sama, sebener nya aku juga ngga mau bahas ini ty, biar hubungan kita jalan apa adanya kaya gini, tapi aku takut ty, asli baru kali ini aku ngerasa takut." Jawabnya.
"Takut kenapa ? udah seharusnya ko kita bahas hubungan kita, selama ini kita jalan dengan perasaan nyaman satu sama lain tapi ga saling tahu kan ? sampai akhir nya kamu mikir sendiri aku ke ganggu apa ngga sama kamu, ya kan ?." Jawab ku lagi menjelaskan
"Iya bener, aku takut ty, sebenernya aku ngga mau nuntut hubungan sama kamu, kaya yang tadi aku bilang, biar kita ngejalanin kaya gini selama kita nyaman satu sama lain,tapi aku takut kamu deket kaya gini ga cuma sama aku, selama ini aku mau nanya atau kepoin kamu tapi aku tahu itu bukan hak aku, tapi sejauh ini selama aku sama kamu terus aku ngerasa ya kamu ngga ada yang lain, sampai pada akhirnya ada temen seangkatan kamu yang pernah nganter kamu pulang tanpa aku tahu, aku beraniin diri untuk sekarang nanya hubungan kita mau kaya gimana." Jawabnya.
"Kamu takut aku pergi ?" tanya ku sambil memandang nya, dia memandagku sebentar dan mengangguk kecil dan dia pun menunduk. tak sadar aku meraih tangan nya dan menggenggam nya.
"Selama kita nyaman satu sama lain, aku ngga akan pergi kemana mana." Jawab ku. Alex memandangku lama dan tersenyum, dia membalas menjabat tangan ku dan mencium tangan ku. saat itu kami merasa tenang satu sama lain.
Hasil pembicaraan semalam membuat ku ternyum sepanjang hari. indah, nyaman, bahagia seklai, walau kita tidak memiliki status BERACARAN, namun kita berkomitmen untuk terus saling membahagiakan satu sama lain ..
kami tau batas, kami pun sadar bahwa hubungan kita tidak akan sampai ke jenjang yang serius ...
tapi unutk saat ini, kita tidak mau memikirkan hal itu ..
kita jalani senyaman nya, hingga nanti waktu yang akan menjawab, bagaimana akhir nya kisah kita ...
pesan ku,
Untuk saat ini lakukanlah hal apapun yang membuat kalian bahagia, senang dan nyaman, jangan terlalu memikirkan hal yang menakutkan dimasa depan, karna itu mungkin akan membuat mu overhingking dari sekarang dan percayalah itu akan menjadi beban untuk muu ..
waah seru banget ka ceritanya,, tapi sayang ya kenyamanan yang dirasanya punya batas yang mungkin ga akan pernah bisa di lewati kalian ...hiks hiks hiks
BalasHapus